Bulan Ramadhan selalu menjadi momen yang ditunggu oleh seluruh umat Islam diseluruh penjuru dunia.
Banyak sekali keutamaan yang didapatkan dalam bulan ini. Keutamaan dalam ibadah tentunya, dimana setiap ibadah yang dilaksanakan di bulan ini mendapatkan balasan berkali-kali lipat dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya.
Salah satu ibadah yang sangat penting dan wajib dilaksanakan oleh setiap muslim pada bulan ramadhan adalah Puasa. Banyak alasan mengapa puasa ramadhan wajib bagi setiap orang muslim, alasan utama pastilah karena puasa sudah diperintahkan di dalam Alquran.
Alasan berikutnya, karena pada dasarnya setiap manusia tidak terkecuali manusia muslim sangat suka sekali dengan kenikmatan. Oleh karena itu dengan puasa, khususnya puasa yang dilaksanakan di bulan Ramadhan kenikmatan-kenikmatan itu dibatasi dan diatur.
Puasa di bulan Ramadhan memberikan banyak sekali pengalaman spiritual bagi umat muslim khususnya dan seluruh umat manusia pada umumnya. Pengalaman spiritual tersebut akan memberikan dampak yang tentunya sangat positif bagi yang menjalankannya, mampu meningkatkan motivasi bagi yang menjalankannya.
Maslow dalam bukunya memberikan gambaran tentang teori hierarki kebutuhan. Kebutuhan-kebutuhan tersebut tersusun secara berjenjang dan setiap manusia senantiasa termotivasi untuk memenuhi kebutuhannya secara berjenjang.
Hierarki kebutuhan manusia menurut Maslow ini diawali dengan kebutuhan fisiologis seperti makan, minum, pakaian dan tempat tinggal, kemudian kebutuhan rasa aman meliputi kebutuhan keamanan dan perlindungan dari bahaya fisik dan emosi.
Berikutnya kebutuhan sosial meliputi kebutuhan kasih sayang, rasa memiliki, bersosialisasi, penerimaan, dan persahabatan. Lebih lanjut kebutuhan penghargaan meliputi harga diri, otonomi, prestasi, status, pengakuan, dan perhatian.
Puncak dari rangkaian hierarki kebutuhan tersebut adalah kebutuhan aktualisasi diri yang meliputi kebutuhan untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri sendiri, kebutuhan untuk meningkatkan kemampuan diri, serta kebutuhan untuk menjadi orang yang lebih baik (spiritual).
Frankl memberikan ruang yang sangat khusus tentang dimensi spiritual dan menganggap bahwa dimensi spiritual hanya dimiliki oleh seorang manusia sebagai potensi yang dimiliki semenjak manusia terlahir ke dunia.
Mujib dalam kajian penelitiannya memberikan gambaran bahwa kebutuhan aktualisasi diri manusia paling utama adalah yang berasal dari pemahaman agama dan budayanya. Dorongan aktualisasi diri ini oleh mujib disebut dengan istilah motivasi spiritual.
Anshari memberikan gambaran tentang motivasi spiritual sebagai suatu hubungan yang langsung (fungsional) antara sistem nilai suatu agama dengan kegairahan bekerja para pemeluk agama.
Motivasi spiritual ini tercermin dari tiga dimensi utama yakni keyakinan, ritual serta eksperiensial. Salah satu indikator utama individu memiliki ritualitas yang baik adalah pengalamannya menjalankan puasa.
Bagi seorang muslim salah satu ibadah (ritual) puasa paling utama adalah puasa yang dilaksanakan pada bulan suci Ramadhan selama satu bulan penuh lamanya.
Puasa Ramadhan ini mengarahkan umat islam agar mampu menjadi muslim yang bertakwa kepada Allah SWT dengan mengerjakan semua perintah dan menjauhi segala larangan-laranganNya sebagaimana ditegaskan dalam surah Al-Baqarah ayat yang ke 183.
Seluruh larangan yang tidak boleh dikerjakan oleh seorang Muslim selalu berkaitan erat dengan kenikmatan-kenikmatan keduniawian.
Ibadah puasa Ramadhan melatih seorang muslim untuk mampu mengendalikan hawa nafsunya untuk memperturutkan kenikmatan-kenikmatan tersebut.
Dan selaras dengan hasil kajian penelitian yang dilaksanakan oleh mujib bahwa ibadah puasa mengajarkan kepada seorang individu untuk dapat memiliki dorongan-dorongan yang bersumber dari spiritualitas manusia atau dengan kata lain puasa yang dilaksanakan setiap bulan Ramadhan mampu meningkatkan motivasi spiritual seseorang. (*)